Saresehan Bersama Bupati Banyumas dalam Rangka Penurunan AKI dan AKB
Purwokerto- Jumat 16 Desember 2022 di Ruang Joko Kaiman Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas telah dilaksanakan Saresehan bersama Bupati Banyumas dalam rangka penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Hadir pada acara tersebut para direktur Rumah Sakit dan Tenaga Kesehatan, Kepala Puskesmas, pejabat dari Dinas Kesehatan, seluruh camat atau yang mewakili se-Kabupaten Banyumas.
"Banyumas Angka Kematian Ibu meningkat, maka harus dicegah dengan manajemen yang harus ditingkatkan", kata dr. Bahari SPOG dari Rumah Sakit Budi Kemuliaan (RSBK) Jakarta. Bahari menjelaskan lebih lanjut bahwa laporan kasus setiap hari harus didiskusikan sehingga bisa menjadi pelajaran. Diskusi, pembelajaran, dan kepemimpinan strategi untuk penurunan AKI di Kabupaten Banyumas. Dibutuhkan culture keterbukaan untuk akuntabilitas. Bila ada kegawatan DSOG harus hadir mengatasi masalah. Direktur harus negosiasi dengan tim manajemen dan lintas sektoral, untuk memastikan standar pelayanan. Keynotenya adalah transformasi digital, tambahnya.
“Kita bisa melakukan hal yang sama di tahun lalu untuk mencegah AKI kurang dari 10, maka harus dimulai lagi dengan mereview lagi”, ujar Bupati Banyumas Ir. Achmad Husein. Husein menambahkan Rumah Sakit Budi Kemuliaan dalam 1 tahun ada 4000 persalinan, 70% ibu hamil resiko tinggi, namun tidak ada angka kematian ibu. Jika ditangani oleh DSOG dari awal sampai melahirkan, supaya dipantau ketat agar tidak ada kematian sehingga ibu dan anak sehat. Semua harus mengedukasi ke masyarakat, sehingga tahun 2023 tidak ada yang meninggal. Rapat koordinasi penurunan AKI harus ditambah, minimal satu kali setiap bulan, ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan penandatanganan MoU dari direkrur RS Ajibarang, Siaga, Plt. Dinas Kesehatan dan Bupati Banyumas dengan Bupati Banyumas.
"Rekomendasi hanya satu, lakukan apa yang kita lakukan. Laporan jaga pasien harus dibuat dan dilakukan untuk melihat apakah yang kita kerjakan sudah sesuai dengan standar", kata dr. Bahari mengawali diskusi. Pemindahan pasien ke ruangan harus dipastikan kondisi pasien stabil. Oleh karena itu, benahi mikro sistem di Rumah Sakit dan Puskesmas. Buat DD (Diagnosa Deferensial) untuk RTL dan mencari kebenaran dari apa yang kita lakukan. Pastikan semua tempat membuat laporan jaga dengan informasi digital.
"Mengingat dan memberitahu culture kerja ke tenaga medis yang baru bergabung. Cara yang baik untuk menegur dengan menggunakan data yang valid", kata dr. Hasan SPOG.
"Pastikan pelayanan yang diberikan sudah dilakukan sesuai standar", terang dr. Fahrul SPA direktur RSBK.
" Kematian Ibu adalah tragedi untuk anak-anak yang ditinggalkan.
Kematian ibu merupakan gambaran dari nagaimana pelayanan maternal di suatu negara", terang Dr. Daliman, SPOG. Daliman menyebutkan bahwa hal- hal bisa dilakukan untuk perunan AKI adalah antara lain: 1) pencegahan dan antisipasi; 2) melakukan review; 3) melakukan respon secara cepat; dan 4) kepedulian peran stakeholder. Sebelum acara ditutup dengan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka, Direktur RSUD Banyumas menyampaikan Komitmen Perwakilan Direktur Rumah Sakit bahwa semua akan mendukung dan siap berkolaborasi untuk menurunkan AKI. Bersama kita pasti bisa. (AW)